top of page
  • Fierofea Books

Pembaca Punya Hak untuk Memilih!

Penulis: Rahma Fadhila


Hai Fieries! Siapa yang saat kecil sering baca buku cerita bergambar dan suka baca teenlit saat di bangku sekolah? Kalo dipikir-pikir lagi, bisa dibilang keduanya punya peran besar dalam menumbuhkan kebiasaan berliterasi sewaktu kita masih anak-anak. Tapi, apa sekarang kalian masih baca kedua buku tersebut? Atau.. merasa gak cocok—bahkan gak pantas—karena usia yang terus bertambah?


Pembaca Punya Hak untuk Membaca - Fierofea Books Blog

Photo by Clay Banks on Unsplash


Seperti yang kita tau, buku bergambar pastinya terdiri dari narasi atau dialog yang dilengkapi dengan visual sebagai pelengkap cerita, seperti komik dan novel grafis.


Yap, keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Komik biasanya diterbitkan secara berkala sampai episode tertentu dalam bentuk pendek. Sedangkan novel grafis langsung diterbitkan dalam bentuk cerita yang lebih panjang—seperti novel pada umumnya. Cakupan novel grafis juga lebih luas, gak hanya fiksi tapi juga non-fiksi.


Sedangkan teenlit atau teen literature merupakan sastra populer yang berfokus kepada seluk-beluk kehidupan dan masalah remaja.



Lantas, apakah buku bergambar dan teenlit hanya diperuntukkan untuk usia tertentu?


Semakin bertambahnya usia, kita diharuskan menjadi pribadi yang lebih dewasa. Tentunya itu benar, kemampuan untuk dewasa dalam berpikir dan bertindak sangat dibutuhkan. Tapi, apakah tingkat kedewasaan dan kecerdasan seseorang dapat dinilai dari buku yang ia baca?

Ada ungkapan yang berbunyi: you can read whatever you want to read.


Lagi-lagi, membaca hanya sebatas masalah pilihan. Setiap orang menyukai yang hal yang berbeda. Jadi, ketika kalian lebih suka baca buku bergambar dibandingkan buku-buku "berat", gak apa-apa. Sebaliknya juga begitu.


Fieries bisa menyesuaikan bacaan sesuai keadaan masing-masing. Ketika ingin beristirahat, mungkin komik bisa menghibur. Ketika harus belajar atau bekerja, buku dengan tema tertentu dapat menunjang kegiatan kita.


Lagi pula, seorang yang dewasa (dan sesama pembaca) seharusnya mampu menerima dan menghargai pilihan orang lain. Kalau oknum tersebut merasa lebih senior dengan buku bacaannya, bisa kalian simpulkan sendiri dia orang yang seperti apa.



Jangan pernah membiarkan orang lain mengatur apa yang harus kalian baca. Ada banyak alasan kenapa Fieries harus membuang jauh-jauh pendapat orang lain mengenai buku bacaan kalian:

  1. Kalian lebih mengenal diri sendiri, Fieries pastinya ingin menikmati setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk membaca. Setiap orang juga memiliki pilihan masing-masing agar membaca dapat menjadi aktifitas yang menyenangkan. Mulai dari genre hingga jenis buku, entah sekedar untuk dinikmati atau untuk memperluas wawasan. Apa yang orang lain anggap bagus, belum tentu kita anggap bagus pula. Bahkan, setiap orang juga punya batasannya masing-masing. Ada yang gak masalah dengan buku yang mengandungg banyak trigger warning, ada juga yang lebih suka baca cerita dengan plot ringan. Ada jutaan kepala di dunia dan gak akan ada yang isinya sama persis. Tapi, cuma kita yang tau apa yang terbaik untuk diri sendiri.

  2. Ada banyak banget buku di dunia ini Entah ada berapa jumlahnya, yang pasti kalian gak akan bisa membaca semua buku itu. Nah, dari pada merugi dengan menghabiskan waktu untuk membaca sesuatu gak sesuai sama selera kalian, lebih baik waktu tersebut digunakan untuk fokus mengeksplor bacaan yang kalian suka. Dan dari sekian banyak buku yang ada, pastinya gak ada satupun buku yang akan disukai semua orang. Jadi gak perlu khawatir dan mempertanyakan, "aneh banget gak sih gue baca buku ini?"

  3. Membaca buku yang gak kalian suka cuma membawa bencana Kalau kita memaksakan sesuatu, hasil dan manfaatnya gak akan diperoleh dengan maksimal. Seperti buku, pesan dan wawasannya gak akan bisa kita cerna dengan baik kalau kita paksa untuk baca. Malah, bisa membuat kita mengalami reading slump. Pembaca mana sih yang mau terjebak di fase itu?

  4. “If you only read the books that everyone else is reading, you can only think what everyone else is thinking.” – Haruki Murakami.

Oke, jadi setiap orang berhak untuk memilih membaca apapun yang mereka.Tapi, emangnya gak bahaya? Gak semua buku pantas untuk semua kalangan.


Gimana kalau anak kecil memilih buat baca buku "dewasa"? Bagaimana kalau seseorang membaca buku yang isinya gak bermanfaat?

Semua orang punya kebebasan untuk memilih, itu benar. Tapi, ada juga yang namanya peraturan—dibuat agar segala sesuatu tetap berjalan sebagaimana mestinya.


Buku-buku tertentu punya batas usia sebab mengandung unsur-unsur yang mungkin belum bisa dicerna oleh anak yang lebih muda, karena pola pikirnya belum matang dan terdapat resiko yang akan mereka hadapi ketika membaca buku tersebut.


Sehingga, menjadi tanggung jawab kita—yang sudah lebih dewasa—untuk membimbing mereka, entah sebagai keluarga, pendidik ataupun penjual, sehingga peraturan tersebut bisa bekerja sesuai fungsinya.


Sedangkan, apakah ada buku yang gak bermanfaat? Jawabannya mudah: ketika pembaca merasa buku tersebut telah memberikan pengaruh positif untuknya, ya tentu bermanfaat. Bisa dibilang, manfaat suatu buku itu bersifat subjektif.


Termasuk buku bergambar dan teenlit, keduanya juga memiliki manfaat loh!

Gak perlu malu buat baca buku bergambar dan teenlit, karena...

  1. Buku bergambar bisa jadi lebih informatif Ketika kita membaca sesuatu yang rumit, gambar dapat membantu pembaca untuk lebih mudah menyerap informasi. Narasi dan deskripsi yang panjang dapat dengan mudah tersampaikan. Khususnya untuk Fieries yang visual learner, otak akan lebih mudah memahami pola, bentuk dan warna.

  2. Meningkatkan imajinasi dan kreatifitas Buku bergambar seringkali menggunakan ilustrasi menarik untuk menarik peminat. Bahkan ada loh buku bergambar dengan model pop-up. Gak hanya memberikan pengalaman membaca yang berbeda, tapi juga melatih otak untuk berimajinasi.

  3. Meredakan stres Membaca bisa menjadi kegiatan pilihan untuk merileksasikan diri yang tengah penat. Entah dengan plot yang ringan, cerita menghibur, karakter yang mudah disukai hingga visual yang menarik.

  4. Membantu kita memahami masalah remaja Semakin hari, masalah remaja semakin kompleks. Kehadiran teenlit bisa jadi referensi tersendiri untuk memahami masalah yang ada, sehingga kita mampu mengulurkan bantuan. Kita juga belajar untuk lebih peka terhadap lingkungan kita dan bersimpati terhadap sesama.

  5. Meningkatkan minat baca Dalam hal ini ada dua maksud. Pertama, meningkatkan minat baca bagi mereka yang baru mau memulai kebiasaan membaca. Komik dan teenlit bisa menjadi permulaan yang bagus karena jumlah halaman masih tergolong "manusiawi" dan plot yang cenderung gak terlalu berat. Kedua, mengembalikan mood bagi pembaca yang terjebak reading slump. Biasanya, pilihan cerita yang ringan dan menarik dapat membantu loh

  6. Sebagai ajang nostalgia Pernah gak sih kalian merasa kalau buku yang dulu kalian pikir bagus banget, setelah dibaca ulang rasanya jadi.. agak beda. Entah merasa ceritanya menjadi lebih membekas atau justru jadi terkesan berlebihan. Bisa saja perasaan itu membuat kita sadar, bahwa ternyata kita sedang berproses. Mungkin sudut pandang kita berubah? Mungkin kebutuhan dan seleranya yang berubah?Tapi, rasanya buku-buku yang dulu Fieries baca, khususnya yang membuat kegiatan membaca mulai terasa menyenangkan—bahkan kini jadi kebisaan—akan punya tempat tersendiri di hati.

 

Masih berpikir buku bergambar dan teenlit hanya untuk remaja dan anak-anak? Yuk, gak usah takut atau malu lagi kalau emang itu jenis bacaan yang Fieries suka!

Selalu pantengin twitter Fierofea di @fierofeabooks dan IG @fierofea.books biar gak ketinggalan informasi lainnya ya!

Let's #SpreadSofea with Fierofea, Fieries!

bottom of page